Oleh: Oktriyanto
Cikal Bakal Teori Pertukaran Sosial
Teori pertukaran sosial merupakan
salah satu penanda perkembangan penting dalam kancah teori sosiologi di
Amerika, tahun 1950. Tokoh yang berperan dalam perkembangan teori ini yaitu
George Homans, Peter Blau serta Richard Emerson. George Homans mempertegas
teori ini dengan menerbitkan bukunya pada tahun 1961 yang berjudul "Social
Behavior : Its Form Elementary" di mana ia menekankan dalam bukunya
Pentingnya mengetahui tentang perilaku sosial. Homans merupakan tokoh psikologi
sosial. Teori pertukaran sosial yang
dibangun oleh Homans ini tidak terlepas pemikirannya dari B.F Skinner seorang
tokoh Behavioris Psikologis, ia sangat tertarik dengan proposisi yang coba di
bangun oleh Skinner. Di mana Skinner menggambarkan bentuk interaksi dengan
mencontohkan burung merpati. Dan Homans juga menghubungkan ini dengan sebuah
fakta sosial yang pernah ia dapatkan pada saat melakukan studi tentang
sosiologi kelompok kecil (http://kampungmarginal.blogspot.com).
Di dalam buku Homans ia ingin
melihat pola pemicu tindakan terjadinya interaksi (pertukaran) antaraktor
hingga menghasilkan sebuah imbalan (dorongan), seperti apa sejarah Imbalan, dan
kenapa manusia bekerja. karena Homans, menganggap "Orang terus melakukan
hal-hal yang mereka anggap memberikan imbalan di masa lalu, begitu pun
sebaliknya orang akan meninggalkan kebiasaan-kebiasaannya ketika hal itu
dianggap tidak menghasilkan apa-apa buat dirinya". Peter Blau, coba mengembangkan teori
ini lewat bukunya pada tahun 1964 "Exchange and powerin social
life" di mana ia coba memahami relasi struktur sosial. meskipun
pemikirannya diadopsi dari perspektif Homans namun Blau tetap memiliki pembeda
tentang apa yang ia coba kembangkan seperti Blau menekankan pada struktural dan
kultural. berbeda dengan Homans yang menekankan pada elemen-elemen perilaku
sosial. Selanjutnya, Richard Emerson muncul sebagai tokoh sentral dalam sejarah
teori ini di tahun 1981 di mana pusat kajiannya ditekankan untuk memahami
interaksi mikro dan makro (http://kampungmarginal.blogspot.com).
Teori pertukaran sosial
menjelaskan keberadaan dan ketahanan kelompok sosial, termasuk keluarga melaiui bantuan selfinterest
dari individu anggotanya. Fokus
sentral teori adalah
motivasi (hal yang mendorong seseorang untuk
melakukan sesuatu kegiatan),
yang berasal dari keinginan diri sendiri. Teori
ini didasari paham utilitarianisme (individu)
dalam nrenentukan pilihan secara
rasional menimbang antara imbalan
(rewards) , yang akan diperoleh, dan
biaya (cost) yang harus dikeluarkan.
Para sosiolog penganut teori
ini berpendapat bahwa
seseorang akan berinteraksi
dengan pihak lain jika
dianggapnya rnenghasilkan keuntungan
(selisih antara imbalan yang
diterima dengan biaya yang dikeluarkan) (http://kampungmarginal.blogspot.com).
Asumsi, Konsep, dan Kritik Teori Pertukaran Sosial
Asumsi
Asumsi dasar
dalam teori pertukaran
sosial adalah (Klein
dan White 1996; Homans
(1953;1961) dakrn Zeitlin 1998; Sabatelli dan
Shehan 1993): (1) Dalam proses
belajar orang mengkonstruksi perilaku melalui aplikasi pemikiran
yang rasional; Setiap
aksi mempunyai konsekuensi
Cost and Reward; Setiap
orang rasional pasti mencari
reward yang
maksimal dan meminimalkan biaya (Cost), (2)
Setiap orang memiliki
harga diri; Jika seseorang memberikan keuntungan kepada orang lain, orang lain
juga akan memberikan keuntungan
pada orang tersebut (Puspitawati, 2012).
Menurut Homans (Ritzer 1985 dalam Pupitawati 2012) terdapat
lima prinsip ddam pertukaran sosial,
meliputi: (1) Jika respons
pada suatu stimulus
mampu mendatangkan
keuntungan, respons tersebut
akan cenderung diulang terhadap stimulus
yang sama, (2) makin sering seseorang
memberikan ganjaran terhadap tingkah
laku orang lain, makin
sering juga tingkah laku
tersebut akan diulang,
(3) makin bernilai suatu keuntungan yang diperoleh dari tingkah
lakunya, makin sering juga
pengulangan terhadap tingkah laku
tersebut, (4) makin sering
orang menerima ganjaran atas
tindakannya dari orang lain,
makin berkurang juga nilai
dari setiap tindakan yang dilakukan berikutnya, dan
(5) makin dirugikan
seseorang dalam berhubungan
dengan orang lain, makin besar
kemungkinan orang tersebut akan mengembangkan emosi.
Konsep
Konsep dari Teori Pertukaran Sosial Menurut Purpitawati (2012):
- Pemikiran filosofi utilitarian adalah kerelaan (Voluntaristic), interest, dan teori tentang nilai (Value). Penekanan rerbesar pada kebebasan individu untuk memilih.
- Adam Smith, salah seorang pelopor dari perspektif ini, menggunakan pandangan ekonomi bahwa manusia bertindak secara rasional untuk memaksimumkan manfaat (benefits) atau kepuasan (utilitas).
- Paham utilitarian yang lain adalah pendekatan teori ekonomi mikro dalam keluarga (Becker : 1981) dan psikologi sosial (Emerson 1976).
- Levi-straouss dalam Johnson (1990), terdapat dua sistem pertukaran sosial, yaitu bersifat langsung dan tidak langsung: a). Pada sistem pertukaran langsung, kedua belah pihak terjalin hubungan timbal balik, cenderung menekankan pada keseimbangan, atau perSimaan yang saling menguntungkan sehingga aspek emosiond ikut terlibat di dalamnya. b). Pada pertukaran tidak langsung, terjadi secara berantai' Masing-masing anggota masyarakat dituntut memiliki tingkat kepercayaan yang tinggi, dan melakukan kewajibannya masing-masing, sehingga pada akhirnya dapat diperoleh keuntungan secara bersama-sama.
- Imbalan dapat berupa mareri maupun nonmareri (seperti perilaku, kesenangan, dan kepuasan).
- Biaya dapat barupa materi maupun nonmateri (seperti siatus, hubungan, interaksi, perasaan yang tidak disukai).
- Keuntungan (selisih antara imbalan dan biaya) dan individu selalu mencari keuntungan maksimum dengan cara memaksimurnkan imbalan atau meminimumkan biaya.
- Tingkat evaluasi atati perbandingan alternatif, yaitu suatu standar yang mengevaluasi imbalan dan biaya dari suatu hubugan atau kegiatan.
- Norma timbal balik adalah suatu gagasan yang menyangkut pertukaran timbal balik, tanpa timbal balik tidak mungkin akan terbentuk kehidupan sosial.
- Pilihan bahwa sedap manusia harus menentukan pilihan, merupakan output yang dijanjikan oleh pengambil keputusan.
Kritik
Kritik terhadap teori
ini adalah: (1)
teori ini mengakui
adanya kemampuan manusia
untuk mengatur perilakunya
melalui proses berpikir yang
rasional. Pada kenyataanya, manusia
belum tentu selalu
berpikir secara rasional sepanjang
hidupnya, (2) teori ini
akan menghadapi masalah apabila
berhadapan dengan situasi
di mana tidak ada
konsensus, imbalan dan biaya,
(3) otonomi, kekuatan, dan
kemandirian cenderung sebagai
nilai laki - laki. Nilai- nilai
perempuan yaitu sifat
asuh (nurturance),
dukungan (support), dan sifat penghubung (connectedness) tidak terlalu dipandang sebagai
pertimbangan dalam melihat imbalan dan
biaya, dan (4) pembedaan
antara pertukaran sosial
dan pertukaran ekonomi harus sejajar
dengan pembedaan alrtara
pertukaran intrinsik dan
ekstrinsik. Teori pertukaran sosial
terlalu memfokuskan pada separative self,
otonomi, dan individualisme
(Puspitawati, 2012.
Sumber:
Puspitawati, H. 2012. Gender dan Keluarga : Konsep dan Realita di Indonesia. IPB Press – Bogor .
Puspitawati, H. 2012. Gender dan Keluarga : Konsep dan Realita di Indonesia. IPB Press – Bogor .
http://kampungmarginal.blogspot.com/2012/06/teori-pertukaran-sosial.html#!/2012/06/teori-pertukaran sosial.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar