Kamis, 26 September 2013

Teori Pertukaran Sosial Dalam Keluarga


Oleh: Oktriyanto


Cikal Bakal Teori Pertukaran Sosial
Teori pertukaran sosial merupakan salah satu penanda perkembangan penting dalam kancah teori sosiologi di Amerika, tahun 1950. Tokoh yang berperan dalam perkembangan teori ini yaitu George Homans, Peter Blau serta Richard Emerson. George Homans mempertegas teori ini dengan menerbitkan bukunya pada tahun 1961 yang berjudul "Social Behavior : Its Form Elementary" di mana ia menekankan dalam bukunya Pentingnya mengetahui tentang perilaku sosial. Homans merupakan tokoh psikologi sosial. Teori pertukaran sosial yang dibangun oleh Homans ini tidak terlepas pemikirannya dari B.F Skinner seorang tokoh Behavioris Psikologis, ia sangat tertarik dengan proposisi yang coba di bangun oleh Skinner. Di mana Skinner menggambarkan bentuk interaksi dengan mencontohkan burung merpati. Dan Homans juga menghubungkan ini dengan sebuah fakta sosial yang pernah ia dapatkan pada saat melakukan studi tentang sosiologi kelompok kecil (http://kampungmarginal.blogspot.com).
Di dalam buku Homans ia ingin melihat pola pemicu tindakan terjadinya interaksi (pertukaran) antaraktor hingga menghasilkan sebuah imbalan (dorongan), seperti apa sejarah Imbalan, dan kenapa manusia bekerja. karena Homans, menganggap "Orang terus melakukan hal-hal yang mereka anggap memberikan imbalan di masa lalu, begitu pun sebaliknya orang akan meninggalkan kebiasaan-kebiasaannya ketika hal itu dianggap tidak menghasilkan apa-apa buat dirinya". Peter Blau, coba mengembangkan teori ini lewat bukunya pada tahun 1964 "Exchange and powerin social life" di mana ia coba memahami relasi struktur sosial. meskipun pemikirannya diadopsi dari perspektif Homans namun Blau tetap memiliki pembeda tentang apa yang ia coba kembangkan seperti Blau menekankan pada struktural dan kultural. berbeda dengan Homans yang menekankan pada elemen-elemen perilaku sosial. Selanjutnya, Richard Emerson muncul sebagai tokoh sentral dalam sejarah teori ini di tahun 1981 di mana pusat kajiannya ditekankan untuk memahami interaksi mikro dan makro (http://kampungmarginal.blogspot.com). 
Teori pertukaran sosial menjelaskan keberadaan  dan  ketahanan kelompok sosial,  termasuk keluarga melaiui  bantuan selfinterest dari  individu anggotanya. Fokus sentral  teori  adalah  motivasi  (hal  yang mendorong seseorang  untuk  melakukan  sesuatu  kegiatan),  yang  berasal  dari keinginan diri sendiri.  Teori  ini  didasari paham  utilitarianisme  (individu)  dalam nrenentukan  pilihan  secara  rasional  menimbang antara  imbalan  (rewards) , yang  akan diperoleh,  dan  biaya  (cost)  yang harus  dikeluarkan.  Para  sosiolog penganut  teori  ini  berpendapat  bahwa  seseorang  akan berinteraksi dengan pihak  lain  jika  dianggapnya  rnenghasilkan  keuntungan  (selisih  antara imbalan  yang  diterima dengan  biaya  yang dikeluarkan) (http://kampungmarginal.blogspot.com).

Asumsi, Konsep, dan Kritik Teori Pertukaran Sosial
Asumsi
Asumsi  dasar  dalam  teori  pertukaran  sosial  adalah  (Klein  dan  White 1996;  Homans  (1953;1961)  dakrn Zeitlin  1998; Sabatelli  dan  Shehan 1993):  (1) Dalam proses belajar orang  mengkonstruksi  perilaku melalui aplikasi  pemikiran  yang  rasional;  Setiap  aksi  mempunyai  konsekuensi  Cost and Reward;  Setiap  orang  rasional  pasti mencari  reward  yang  maksimal dan  meminimalkan  biaya (Cost),  (2)  Setiap  orang  memiliki  harga  diri; Jika seseorang  memberikan keuntungan kepada orang lain,  orang lain  juga akan  memberikan  keuntungan  pada orang  tersebut (Puspitawati, 2012)
Menurut Homans  (Ritzer 1985 dalam Pupitawati 2012) terdapat  lima  prinsip  ddam pertukaran  sosial,  meliputi: (1)  Jika  respons  pada  suatu  stimulus  mampu mendatangkan  keuntungan,  respons  tersebut  akan  cenderung  diulang terhadap  stimulus  yang sama,  (2) makin sering  seseorang  memberikan ganjaran  terhadap  tingkah  laku  orang lain,  makin  sering  juga  tingkah laku  tersebut  akan  diulang,  (3) makin bernilai  suatu  keuntungan yang diperoleh  dari tingkah  lakunya,  makin sering  juga  pengulangan  terhadap tingkah  laku  tersebut,  (4)  makin sering  orang menerima ganjaran  atas tindakannya  dari  orang lain,  makin berkurang  juga  nilai  dari  setiap tindakan  yang dilakukan berikutnya,  dan  (5)  makin  dirugikan  seseorang dalam berhubungan  dengan  orang lain,  makin besar  kemungkinan  orang tersebut  akan mengembangkan  emosi.

Konsep
Konsep dari Teori  Pertukaran Sosial Menurut Purpitawati (2012): 
  1. Pemikiran  filosofi  utilitarian  adalah  kerelaan  (Voluntaristic),  interest, dan teori  tentang nilai  (Value).      Penekanan  rerbesar  pada kebebasan individu  untuk memilih. 
  2. Adam  Smith,  salah seorang  pelopor  dari  perspektif  ini,  menggunakan pandangan ekonomi bahwa  manusia  bertindak secara  rasional  untuk memaksimumkan  manfaat  (benefits)  atau  kepuasan (utilitas).   
  3. Paham  utilitarian  yang lain  adalah  pendekatan  teori  ekonomi mikro dalam  keluarga  (Becker :  1981)  dan  psikologi  sosial (Emerson  1976). 
  4. Levi-straouss dalam Johnson (1990), terdapat  dua sistem  pertukaran sosial,  yaitu  bersifat  langsung  dan  tidak  langsung: a).  Pada  sistem  pertukaran  langsung,  kedua  belah  pihak  terjalin hubungan timbal  balik,  cenderung  menekankan  pada keseimbangan,  atau  perSimaan  yang  saling  menguntungkan sehingga  aspek  emosiond ikut  terlibat  di  dalamnya. b). Pada pertukaran  tidak  langsung,  terjadi secara  berantai' Masing-masing  anggota  masyarakat  dituntut  memiliki  tingkat kepercayaan  yang  tinggi,  dan melakukan kewajibannya masing-masing,  sehingga  pada akhirnya  dapat  diperoleh keuntungan  secara  bersama-sama.
  5. Imbalan  dapat  berupa  mareri  maupun  nonmareri  (seperti  perilaku, kesenangan,  dan kepuasan).
  6. Biaya  dapat barupa  materi  maupun  nonmateri (seperti siatus, hubungan,  interaksi,  perasaan  yang  tidak  disukai).
  7. Keuntungan  (selisih  antara  imbalan  dan biaya) dan  individu  selalu mencari  keuntungan  maksimum  dengan  cara  memaksimurnkan imbalan  atau  meminimumkan  biaya.
  8. Tingkat evaluasi  atati perbandingan  alternatif,  yaitu  suatu  standar  yang mengevaluasi  imbalan  dan  biaya  dari  suatu  hubugan  atau kegiatan.
  9. Norma  timbal  balik  adalah  suatu  gagasan yang  menyangkut pertukaran timbal  balik,  tanpa  timbal  balik tidak  mungkin akan  terbentuk kehidupan  sosial.
  10. Pilihan bahwa  sedap  manusia  harus  menentukan  pilihan,  merupakan output  yang  dijanjikan  oleh pengambil  keputusan.

Kritik
Kritik terhadap  teori  ini  adalah:  (1)  teori  ini  mengakui  adanya kemampuan manusia  untuk  mengatur  perilakunya  melalui  proses  berpikir yang  rasional.  Pada kenyataanya,  manusia  belum  tentu  selalu  berpikir secara  rasional  sepanjang  hidupnya, (2)  teori  ini  akan  menghadapi masalah  apabila  berhadapan  dengan  situasi  di mana  tidak  ada  konsensus, imbalan  dan  biaya, (3) otonomi,  kekuatan,  dan  kemandirian cenderung sebagai  nilai  laki - laki.  Nilai- nilai  perempuan  yaitu  sifat  asuh (nurturance), dukungan  (support), dan  sifat  penghubung (connectedness)  tidak  terlalu dipandang  sebagai  pertimbangan  dalam  melihat imbalan  dan  biaya, dan (4) pembedaan  antara  pertukaran  sosial  dan pertukaran  ekonomi  harus sejajar  dengan  pembedaan  alrtara  pertukaran  intrinsik  dan  ekstrinsik. Teori pertukaran sosial  terlalu  memfokuskan pada  separative  self,  otonomi, dan individualisme (Puspitawati, 2012.


Sumber: 
Puspitawati, H. 2012. Gender dan Keluarga : Konsep dan Realita di Indonesia. IPB Press – Bogor .


Tidak ada komentar:

Posting Komentar