Oleh: Oktriyanto
Indonesia
merupakan Negara besar dengan pertambahan penduduk yang terus meningkat
menyebabkan kebutuhan pangan juga meningkat. Dengan demikian, keberhasilan
pengembangan pertanian melalui
peningaktan produktivitas pertanian.
Hal ini memungkinkan negara untuk mencapai swasembada pangan dan
meningkatkan lapangan kerja dan tingkat kesejahteraan di daerah pedesaan.
Namun, perubahan global dan teknologi, konsekuensi dari dinamika baru perkembangan industri, memiliki dampak yang
lebih besar daripada pembangunan di Indonesia. Bulan Desember 2009 menunjukkan bahwa 37,4% dari warga Indonesia
adalah mengalami kemiskinan absolut (di bawah garis kemiskinan) dan sebanyak
20% yang sangat rentan untuk jatuh miskin (BPS, 2009). Melihat kondisi
tersebut, Pemerintah mengeuarkan kebijakan dengan merumuskan strategi tingkat
makro dan inisiatif untuk mempertahankan dan mempercepat pertumbuhan ekonomi
mereka.
ü Tujuan utama
pembangunan milenium atau Millenium Development Goals (MDGs) di Indonesia,
bergandengan tangan dengan prioritas pengentasan kemiskinan adalah menentukan
pengurangan proporsi kemiskinan pada tahun 2015 menjadi setengah porsi atau
8,2% dari total populasi. Perubahan teknologi adalah masalah yang memerlukan
perhatian khusus untuk pengembangan sumber daya manusaia (SDM). Melihat kondisi
tersebut, sekarang perguruan tinggi harus menjadi alat pembangunan, dan
benar-benar diperlukan untuk pengembangan SDM di Indonesia. Sekarang
ada tumbuh kesadaran di kalangan
akademisi dari disiplin ilmu
sosial politik, bahkan di antara
birokrat, bahwa program pengembangan masyarakat tidak bisa dikelola
secara parsial sehingga jauh
menggunakan konseptual yang matang yaitu menggunakan
paradigma pemberdayaan.
ü Suharto (2005) menyatakan bahwa pemberdayaan mengacu pada kemampuan orang / kelompok
/ komunitas yang rentan dan lemah,
sehingga mereka memiliki kekuatan
atau kemampuan untuk: (a) memenuhi kebutuhan dasar mereka sehingga
mereka memiliki kebebasan, tidak
hanya dalam arti kebebasan
berekspresi, tetapi bebas dari
kelaparan, kebodohan dan rasa
sakit, (b) menjangkau produktif sumber daya yang memungkinkan mereka
untuk meningkatkan pendapatan dan memperoleh barang dan
jasa yang mereka butuhkan, (c) berpartisipasi
dalam proses pembangunan dan keputusan yang mempengaruhi
mereka. Menurut Sumarjo Dan Saharuddin (2004)
yang karakteristik orang yang telah
diberdayakan adalah sebagai berikut: (a) mereka mampu mengetahui
dan memahami potensi mereka, (b) mampu
merencanakan (mengantisipasi perubahan kondisi masa depan), dan mengarahkan diri mereka sendiri, (c) mereka memiliki kekuatan untuk bernegosiasi
dan bekerja sama saling menguntungkan dengan "daya tawar" memadai; (d) bertanggung jawab atas tindakan mereka
sendiri.
ü Dengan reference dari hasil berbagai program
pengentasan kemiskinan yang tidak berfungsi sebagai yang diharapkan, karena itu
penting untuk melaksanakan pembelajaran pada "Model program pemberdayaan
keluarga untuk pengembangan masyarakat di
Jawa Barat" untuk mengevaluasi pemberdayaan masyarakat melalui pemberdayaan
keluarga (Posdaya) untuk keluarga miskin di kota dan Kabupaten Bogor, Cianjur
dan Sukabumi.
ü Posdaya
dirumuskan antara dan antar keluarga, sehingga akan menekankan di Posdaya
berdasarkan pribadi atau kelompok, seperti Posdaya berbasis Masjid, nabati, atau Posdaya berbasis pendidikan, dan
masih banyak lagi. Menurut Suyono dan Haryanto (2007) pos Pemberdayaan Keluarga (yang disingkat menjadi
Posdaya) diciptakan sebagai forum untuk
advokasi, komunikasi, informasi, pendidikan untuk memperkuat koordinasi
kegiatan fungsi keluarga. Mengenai
program utama Posdaya dibagi menjadi empat program penting yaitu: pendidikan, kesehatan, ekonomi, dan
lingkungan.

Kerangka Pikir
Pemberdayaan Masyarakat Untuk Pengentasan Kemiskinan Melalui Program Posdaya
(Muljono, 2010).
Pemberdayaan dan
pengembangan masyarakat (Community Development/ CD) adalah proses jaringan
interaksi dalam rangka meningkatkan kapasitas masyarakat, untuk mendukung
pembangunan yang berkelanjutan, dan pengembangan kualitas hidup masyarakat.
Pemberdayaan dan pengembangan masyarakat bukan bertujuan untuk menemukan dan
menetapkan solusi, atau sebagai pemecah masalah bagi masyarakat. CD bekerja
sama dengan masyarakat sehingga mereka (masyarakat) dapat menentukan dan
mengatasi masalah, dan secara terbuka untuk dapat mengekspresikan kepentingan
mereka sendiri dalam proses pengambilan keputusan.
ü Secara umum,
kinerja posdaya dianggap telah terimplementasi dengan baik, hal ini dikarenakan
posdaya telah menghasilkan beberapa perubahan yaitu : 1) Posdaya mampu mempengaruhi cara pandang seseorang dalam
melihat bentuk intervensi sebuah pembangunan. 2) Posdaya telah membangkitkan
kehidupan masyarakat yang dinamis melalui peningkatan partisipasi dan komitmen
masyarakat dalam program pembangunan. 3) Kualitas dari keluarga miskin yang
bekerja dalam area proyek posdaya, merasakan perubahan yang cukup signifikan
setelah mereka terlibat dalam proyek posdaya. 4) Membangkitkan aktivitas
ekonomi di masyarakat, seperti memunculkan bisnis mikro makanan, kerajinan
tangan dan pelayanan. 5) Mengembangkan persepsi masyarakat terhadap pentingnya
kebersihan dan keberlangsungan lingkungan dengan berupaya mengubah sampah
domestic menjadi kompos.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar