Kamis, 26 September 2013

Ringkasan : “The model of family empowerment program for community development in West Java, Indonesia” Penulis: Pudji Muljono

Oleh: Oktriyanto


Indonesia merupakan Negara besar dengan pertambahan penduduk yang terus meningkat menyebabkan kebutuhan pangan juga meningkat. Dengan demikian, keberhasilan pengembangan pertanian melalui  peningaktan produktivitas pertanian.  Hal ini memungkinkan negara untuk mencapai swasembada pangan dan meningkatkan lapangan kerja dan tingkat kesejahteraan di daerah pedesaan. Namun, perubahan global dan teknologi, konsekuensi dari dinamika baru  perkembangan industri, memiliki dampak yang lebih besar daripada pembangunan di Indonesia. Bulan Desember 2009 menunjukkan bahwa 37,4% dari warga Indonesia adalah mengalami kemiskinan absolut (di bawah garis kemiskinan) dan sebanyak 20% yang sangat rentan untuk jatuh miskin (BPS, 2009). Melihat kondisi tersebut, Pemerintah mengeuarkan kebijakan dengan merumuskan strategi tingkat makro dan inisiatif untuk mempertahankan dan mempercepat pertumbuhan ekonomi mereka.
ü  Tujuan utama pembangunan milenium atau Millenium Development Goals (MDGs) di Indonesia, bergandengan tangan dengan prioritas pengentasan kemiskinan adalah menentukan pengurangan proporsi kemiskinan pada tahun 2015 menjadi setengah porsi atau 8,2% dari total populasi. Perubahan teknologi adalah masalah yang memerlukan perhatian khusus untuk pengembangan sumber daya manusaia (SDM). Melihat kondisi tersebut, sekarang perguruan tinggi harus menjadi alat pembangunan, dan benar-benar diperlukan untuk pengembangan SDM di Indonesia. Sekarang ada tumbuh kesadaran di kalangan akademisi dari disiplin ilmu sosial politik, bahkan di antara birokrat, bahwa program pengembangan masyarakat tidak bisa dikelola secara parsial sehingga jauh menggunakan  konseptual yang matang yaitu menggunakan paradigma pemberdayaan.
ü  Suharto (2005) menyatakan bahwa pemberdayaan mengacu pada kemampuan orang / kelompok / komunitas yang rentan dan lemah, sehingga mereka memiliki kekuatan atau kemampuan untuk: (a) memenuhi kebutuhan dasar mereka sehingga mereka memiliki kebebasan, tidak hanya dalam arti kebebasan berekspresi, tetapi bebas dari kelaparan, kebodohan dan rasa sakit, (b) menjangkau produktif sumber daya yang memungkinkan mereka untuk meningkatkan pendapatan dan memperoleh barang dan jasa yang mereka butuhkan, (c) berpartisipasi dalam proses pembangunan dan keputusan yang mempengaruhi mereka. Menurut Sumarjo Dan Saharuddin (2004) yang karakteristik orang yang telah diberdayakan adalah sebagai berikut: (a) mereka mampu mengetahui dan memahami potensi mereka, (b) mampu merencanakan (mengantisipasi perubahan kondisi masa depan), dan mengarahkan diri mereka sendiri, (c) mereka memiliki kekuatan untuk bernegosiasi dan bekerja sama saling menguntungkan dengan "daya tawar" memadai; (d) bertanggung jawab atas tindakan mereka sendiri.
ü  Dengan reference dari hasil berbagai program pengentasan kemiskinan yang tidak berfungsi sebagai yang diharapkan, karena itu penting untuk melaksanakan pembelajaran  pada "Model program pemberdayaan keluarga untuk pengembangan masyarakat di Jawa Barat" untuk mengevaluasi pemberdayaan masyarakat melalui pemberdayaan keluarga (Posdaya) untuk keluarga miskin di kota dan Kabupaten Bogor, Cianjur dan Sukabumi.
ü  Posdaya dirumuskan antara dan  antar keluarga, sehingga akan menekankan di Posdaya berdasarkan pribadi atau kelompok, seperti Posdaya berbasis Masjid,  nabati, atau Posdaya berbasis pendidikan, dan masih banyak lagi. Menurut Suyono dan Haryanto (2007) pos  Pemberdayaan Keluarga (yang disingkat menjadi Posdaya) diciptakan sebagai  forum untuk  advokasi, komunikasi, informasi, pendidikan untuk memperkuat koordinasi kegiatan fungsi keluarga. Mengenai program utama Posdaya dibagi menjadi empat program penting yaitu:  pendidikan, kesehatan, ekonomi, dan lingkungan.












Kerangka Pikir Pemberdayaan Masyarakat Untuk Pengentasan Kemiskinan Melalui Program Posdaya (Muljono, 2010).

Pemberdayaan dan pengembangan masyarakat (Community Development/ CD) adalah proses jaringan interaksi dalam rangka meningkatkan kapasitas masyarakat, untuk mendukung pembangunan yang berkelanjutan, dan pengembangan kualitas hidup masyarakat. Pemberdayaan dan pengembangan masyarakat bukan bertujuan untuk menemukan dan menetapkan solusi, atau sebagai pemecah masalah bagi masyarakat. CD bekerja sama dengan masyarakat sehingga mereka (masyarakat) dapat menentukan dan mengatasi masalah, dan secara terbuka untuk dapat mengekspresikan kepentingan mereka sendiri dalam proses pengambilan keputusan.
ü  Secara umum, kinerja posdaya dianggap telah terimplementasi dengan baik, hal ini dikarenakan posdaya telah menghasilkan beberapa perubahan yaitu  : 1) Posdaya mampu  mempengaruhi cara pandang seseorang dalam melihat bentuk intervensi sebuah pembangunan. 2) Posdaya telah membangkitkan kehidupan masyarakat yang dinamis melalui peningkatan partisipasi dan komitmen masyarakat dalam program pembangunan. 3) Kualitas dari keluarga miskin yang bekerja dalam area proyek posdaya, merasakan perubahan yang cukup signifikan setelah mereka terlibat dalam proyek posdaya. 4) Membangkitkan aktivitas ekonomi di masyarakat, seperti memunculkan bisnis mikro makanan, kerajinan tangan dan pelayanan. 5) Mengembangkan persepsi masyarakat terhadap pentingnya kebersihan dan keberlangsungan lingkungan dengan berupaya mengubah sampah domestic menjadi kompos.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar